Memotivasi Diri dengan belajar dari seorang Penulis

Seorang penulis terkenal bernama Sri Sugiastuti, meski masa kecilnya di Jakarta tapi dia lebih suka menghabiskan massa hidupnya di Solo bersama keluarganya. 

Meski terbilang terlambat memulai menulis dimana beliau memulai menulis sudah menjelang setengah abad,  namun pelan dan pasti goresan penanya mengalir tanpa henti sampai saat ini. Buku- buku yang yang dihasilkannya sudah sangat banyak, baik berlabel fakta, fiksi, buku ajar, parenting, novel dan lain-lain. Sungguh luar biasa untuk dicontoh perjalanan karirnya di dunia menulis.

Berpendidikan S1 dan S2 di UNS Solo beliau memulai menulis buku  "SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK" tahun 2010.Bermula dari itu kemudian beliau terus membelajarkan dirinya mengikuti event-event pelatihan yang berhubungan dengan menulis, mengikuti kelompok-kelompok yang berhubungan dengan menulis dan literasi, sehingga bermunculanlah ide-ide yang bisa beliau tulis hingga menjadi sebuah buku. Sampai saat ini Ibu Sri Sugiastuti merupakan seorang pengajar, pegiat literasi, pengurus TPQ masjid Al Fath dan seorang blogger juga tentunya.

Pengalaman pertama menerbitkan buku SPM bermula dari ajakan dari teman MGMP yang diminta dari penerbit Erlangga, jadi pembuatan buku tersebut oleh 3 orang. Ternyata hasil dari penjualan buku tersebut laris manis sehingga lumayan hasil royalti yang didapatnya.

Buku kedua yang dibuat merupakan kisah biografi ibunya bertemu dengan orang tuanya. Kemudian buku-buku lainnya beliau tulis  seperti: Buku Parenting, Buku "Ku Gelar Sajadah Cinta", Buku Biografi mini beliau, dan lain-lain.

Meskipun sudah banyak buku yang ditulisnya tapi beliau tidak pernah berhenti belajar dari para penulis- penulis lain, mengikuti daring, mengikuti komunitas pegiat menulis dan sebagainya.

Pelajaran yang luar biasa yang bisa diambil dari perjalanan ibu Sugiastuti ini.
Berkaca dari perjalanan beliau saya merasa termotivasi lagi untuk menulis. Saya merasa perlu mengingat lagi hobi menulis yang sebenarnya sudah ada sejak kuliah seakan terusik lagi, hobi yang tidak terpupuk dengan baik dan tidak tersalurkan dengan baik yang akhirnya terkubur, baru muncul jika ada stimulan atau motivasi dari orang lain.

Saya menjadi ingin berkisah torehan pena yang pernah saya buat meski tidak terpupuk dengan baik.
Sekitar tahun 1988 di Yogyakarta ada sebuah koran harian lokal bernama "Masa Kini". Ada pojok kolom yang berjudul "Catatan Insani". Saya suka membaca kolom ini, isinya selalu ada pembelajaran yang dapat diambil meski bahasanya sering seperti curhatan seseorang. Coba-coba saya menulis apa yang ada dalam benak saya kemudian saya kirimkan ke harian tersebut, ternyata beberapa hari kemudian dimuat tulisan saya, senang luar biasa, tulisan pertama saya kok bisa dimuat di koran. 
Dimuat saja sudah senangnya luar biasa tidak pernah terpikirkan dapat uang dari tulisan yang dimuat, eh ternyata ada uangnya.

Tulisan kedua ketika saya menjadi anggota senat mahasiswa, ketika itu koran "KR (Kedaulatan Rakyat)" koran lokal juga, ada kolom "Suara DPR", nah yang dapat mengisi disana adalah mahasiswa yang punya jabatan dalam organisasi di kampusnya, maka saya tertarik menulis dan saya kirimkan ternyata juga dimuat. 

Tulisan ke tiga saya diajak teman membuat buku Pembahasan Soal-Soal EBTANAS, buku ini mengumpulkan soal-soal Ebtanas kemudian kami bahas cara mengerjakannya. 

Setelah itu tidak ada lagi tulisan yang saya buat, tidak ada pupuk tidak ada yang memotivasi saya untuk menulis, sampai saya menjadi seorang guru. 
Ketika itu tahun 2006 ada undangan dari IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, pelatihan menulis buku ajar. Saya diundang karena kebetulan panitianya sudah kenal lama, alhamdulillah saya mendapat ilmu sangat banyak dari para penulis hebat yang mengisi pelatihan tersebut. 
Ternyata pelatihan tersebut bekerja sama dengan sebuah penerbit, yaitu penerbit Madani di Yogyakarta, maka setelah selesai pelatihan tersebut dibentuklah tim pembuat buku ajar yang nanti akan diterbitkan oleh penerbit Madani tersebut. 
Dengan tim yang berjumlah 9 saya berkolaborasi dengan guru, mahasiswa dan dosen UIN menulis buku ajar Kimia Kelas X, XI, dan XII. Alhamdulillah buku tersebut bisa diterbitkan dan ber ISBN. Saya sangat bangga dengan buku tersebut meskipun hasil kolaborasi dengan orang lain. Dari buku ini saya juga merasakan senangnya dapat royalti meskipun dibagi dengan tim.

Perjalanan menulis saya surut lagi, dan baru tergerak ketika saya mendapatkan kesempatan pelatihan sebagai guru motivator.  Dalam pelatihan tersebut ada materi tentang pembuatan PTK, pematerinya sangat menarik sehingga saya sangat tergugah untuk segera membuat PTK. 
Sesampainya di madrasah segeralah motivasi saya ini saya wujudkan, saya membuat PTK dan alhamdulillah jadi sebuah PTK yang sudah sempat saya seminarkan di depan guru-guru MAN se DIY.
Di samping PTK saya juga tergerak membuat buku ajar sendiri baru jadi 1 semester. Saya memang belum banyak kenal dengan penulis lain, belum kenal dengan penerbit manapun sehingga tulisan saya ya hanya untuk konsumsi sendiri atau di lingkungan madrasah saya saja, khususnya untuk panduan saya mengajar.

Pelajaran kali ini bagi saya adalah berharap termotivasi untuk menulis apapun yang ada di benak saya, paling tidak menulis di blog ini, syukur -syukur dari menulis di blog ini nanti bisa berbuah ke tulisan sebuah buku. Bisa kenal dengan penerbit dan jadilah sebuah buku yang tertoreh di cover depannya nama saya. 

 

Comments

  1. Semoga pengalaman ibu Narsum menjadi inspirasi bagi kita semua ...

    ReplyDelete
  2. Masyaa allah keren sekali buk, sudah punya banyak karya. Salam hangat dari sesama guru kimia ibuk. Meskipun saya masih guru kimia ecek ecek. Huhu 🙏

    ReplyDelete

Post a Comment