JIHADNYA LUAR BIASA (Resume 5)

Saya katakan jihad, karena kiprahnya banyak berada di sebuah lembaga berlabel Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa. Masih muda tetapi sudah banyak kiprahnya malang melintang di dunia pendidikan, beliau adalah Bapak Agus Pandini.

                Di usia yang baru 40 tahun sudah banyak karya yang dipersembahkan bagi bangsa dan agamanya. Disamping pengajar sejarah di berbagai institusi yang berbeda baik formal (SMP dan SMA) juga aktif sebagai pembelajar non formal seperti bimbingan belajar, Program Pengayaan Ujian, Pemblajaran Paket Non Formal (PKBM). Beberapa jabatan yang menunjukkan kiprahnya dalam bidang pendidikan dari tahun 2006 sampai sekarang diantaranya adalah korektor buku mata pelajaran di   ESIS/Erlangga, Trainer dan Konsultan Pendidikan di Makmal Pendidikan LPI-DD, Manager Pengembangan Kualitas Makmal Pendidikan, Pengasuh PAUD, Direktur Sekolah Guru Indonesia (SGI), Master Teacher di SGI, SM Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA).

                Dalam hal menulis pegiat pendidikan yang tinggal di Bogor ini sudah menghasilkan beberapa karya berupa artikel yang telah di muat di beberapa media seperti Jurnal Bogor, Radar Bogor, koran Tempo dan Republika. Sedangkan buku-buku yang  ditulisnya kebanyakan ditulis bersama-sama dengan guru-guru yang didampinginya di komunitas guru dalam naungan Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa. Perjuangan beliau ini sangat luar biasa, mendampingi guru-guru yang mengajar di pelosok-pelosok nusantara, menggiatkan mereka untuk bisa menghasilkan sebuah karya tulisan yang bisa di rangkum dalam sebuah buku. Tentunya banyak kendala yang dihadapi dalam menyatukan karya mereka menjadi sebuah buku, seperti cerita beliau bahwa berbagai kendala yang dihadapi seperti gaya bahasa yang berbeda, istilah bahasa yang dimaknai berbeda di daerah yang berbeda, kendala kemampuan TIK, kendala listrik, ataupun ejaan bahasa yang belum disempurnakan. Maka untuk mengatasi berbagai kendala tersebut dengan telaten dan sabar beliau beserta timnya  mengadakan pendampingan secara intensif. 

                Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa mempunyai program memberdayakan guru-guru di pelosok untuk bisa menghasilkan produk berupa tulisan. Tulisan tersebut bisa berupa PTK, jurnal, inovasi pembelajaran, puisi, novel, dan sebagainya. Ide atau inspirasi bisa diperoleh dari pengalaman mereka mengajar di berbagai daerahnya. Tulisan-tulisan mereka dikumpulkan dan dicetak dengan biaya dari donasi zakat yang dikelola oleh dompet dhuafa. Program ini luar biasa, pelajaran yang dapat diambil disini adalah bahwa ide menulis sebenarnya mudah kita peroleh dari apa yang kita alami dalam kegiatan kita sehari-hari namun yang perlu kita asah adalah kejelian menangkap ide dan membahasakan dalam bentuk tulisan, maka menulis memang harus dilatih dan dibiasakan. Jika kita sering menulis maka ide akan terus mengalir seperti kucuran air kran, itu pelajaran yang bisa kita tangkap dari penulis-penulis yang sudah terkenal. Ada saja ide yang bisa mereka torehkan dalam tulisannya, padahal sebenarnya kadang apa yang mereka tulis ya biasa juga kita alami. Maka marilah memulai menulis, menulis, dan menulis. Namun tentunya modal menulis harus disertai banyak membaca literasi, banyak membaca, bedah buku akan melatih kepekaan sesorang untuk menulis, ini yang beliau tekankan pada kita. Menulis memang bukanlah pekerjaan mudah perlu kesabaran , banyak membaca buku. Dalam mencari ide juga butuh teman diskusi, butuh teman komunitas.

Menuliskan akan melatih ketajaman berfikir, memperhalus budi pekerti dan membuat seseorang berasa “ada”.

                Tambahan pelajaran hari ini dari om Jay bahwa jika tujuan menulis untu mencari popularitas maka tentuakan kita dapatkan popularitas itu, minimal di komunitas yang kita ikuti seperti grup WA misalnya. Jika tujuan menulis adalah untuk berbagi dan tidak berharap kembali maka kebahagiaan hidup tentu akan kita dapatkan. Sebuah ilmu akan berbuah banyak jika dibagikan bahkan buahnyaakan dinikmati sampai akhirat sebagai ama jariyah, sedangkan ilmu yang dipendam atau dipakai sendiri maka dia akan berhenti pada pemiliknya.

                Semoga ilmu dari para guru dalam pelatihan menulis disini menjadi amal jariyah yang tidak terputus sampai di akherat nanti, aamiin.


Comments

  1. Aamiin .... semoga menambah khasanah rasa syukur kita karena bisa bersama orang orang hebat ...

    ReplyDelete
  2. Mantab sdh Bu e...tulisann sdh kyk penulis berpengalaman... untaian kata demi kata bagaikan sang pujangga...yg sdh melanglang buana bumi Nusantara. Salut dehh...hanyah sedikit celanya di mata saya. Seperti pepatah mengatakan"tiada gading yang takkan retak", karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Smoga saya bs meniru jejak Ibu & jg para guru hebat lainnya. Tetap semangat. Lanjutkan perjuanganmu. Terimakasih. Salam literasi.

    ReplyDelete
  3. terima kasih koreksinya, semoga mjd penyemangat sy dlm patihan menulus

    ReplyDelete

Post a Comment