Saya katakan jihad, karena kiprahnya banyak berada di sebuah
lembaga berlabel Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa. Masih muda tetapi sudah
banyak kiprahnya malang melintang di dunia pendidikan, beliau adalah Bapak Agus
Pandini.
Di usia
yang baru 40 tahun sudah banyak karya yang dipersembahkan bagi bangsa dan
agamanya. Disamping pengajar sejarah di berbagai institusi yang berbeda baik
formal (SMP dan SMA) juga aktif sebagai pembelajar non formal seperti bimbingan
belajar, Program Pengayaan Ujian, Pemblajaran Paket Non Formal (PKBM). Beberapa
jabatan yang menunjukkan kiprahnya dalam bidang pendidikan dari tahun 2006
sampai sekarang diantaranya adalah korektor buku mata pelajaran di ESIS/Erlangga, Trainer dan Konsultan
Pendidikan di Makmal Pendidikan LPI-DD, Manager Pengembangan Kualitas Makmal
Pendidikan, Pengasuh PAUD, Direktur Sekolah Guru Indonesia (SGI), Master
Teacher di SGI, SM Sekolah SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, GM Sekolah
Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis
Nusantara (BAKTI NUSA).
Dalam
hal menulis pegiat pendidikan yang tinggal di Bogor ini sudah menghasilkan
beberapa karya berupa artikel yang telah di muat di beberapa media seperti
Jurnal Bogor, Radar Bogor, koran Tempo dan Republika. Sedangkan buku-buku
yang ditulisnya kebanyakan ditulis
bersama-sama dengan guru-guru yang didampinginya di komunitas guru dalam
naungan Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa. Perjuangan beliau ini sangat luar
biasa, mendampingi guru-guru yang mengajar di pelosok-pelosok nusantara,
menggiatkan mereka untuk bisa menghasilkan sebuah karya tulisan yang bisa di
rangkum dalam sebuah buku. Tentunya banyak kendala yang dihadapi dalam
menyatukan karya mereka menjadi sebuah buku, seperti cerita beliau bahwa
berbagai kendala yang dihadapi seperti gaya bahasa yang berbeda, istilah bahasa
yang dimaknai berbeda di daerah yang berbeda, kendala kemampuan TIK, kendala
listrik, ataupun ejaan bahasa yang belum disempurnakan. Maka untuk mengatasi
berbagai kendala tersebut dengan telaten dan sabar beliau beserta timnya mengadakan pendampingan secara intensif.
Lembaga
Kemanusiaan Dompet Dhuafa mempunyai program memberdayakan guru-guru di pelosok
untuk bisa menghasilkan produk berupa tulisan. Tulisan tersebut bisa berupa
PTK, jurnal, inovasi pembelajaran, puisi, novel, dan sebagainya. Ide atau
inspirasi bisa diperoleh dari pengalaman mereka mengajar di berbagai daerahnya.
Tulisan-tulisan mereka dikumpulkan dan dicetak dengan biaya dari donasi zakat
yang dikelola oleh dompet dhuafa. Program ini luar biasa, pelajaran yang dapat
diambil disini adalah bahwa ide menulis sebenarnya mudah kita peroleh dari apa
yang kita alami dalam kegiatan kita sehari-hari namun yang perlu kita asah
adalah kejelian menangkap ide dan membahasakan dalam bentuk tulisan, maka
menulis memang harus dilatih dan dibiasakan. Jika kita sering menulis maka ide
akan terus mengalir seperti kucuran air kran, itu pelajaran yang bisa kita
tangkap dari penulis-penulis yang sudah terkenal. Ada saja ide yang bisa mereka
torehkan dalam tulisannya, padahal sebenarnya kadang apa yang mereka tulis ya
biasa juga kita alami. Maka marilah memulai menulis, menulis, dan menulis.
Namun tentunya modal menulis harus disertai banyak membaca literasi, banyak
membaca, bedah buku akan melatih kepekaan sesorang untuk menulis, ini yang
beliau tekankan pada kita. Menulis memang bukanlah pekerjaan mudah perlu
kesabaran , banyak membaca buku. Dalam mencari ide juga butuh teman diskusi,
butuh teman komunitas.
Menuliskan akan melatih ketajaman berfikir, memperhalus budi
pekerti dan membuat seseorang berasa “ada”.
Tambahan
pelajaran hari ini dari om Jay bahwa jika tujuan menulis untu mencari
popularitas maka tentuakan kita dapatkan popularitas itu, minimal di komunitas
yang kita ikuti seperti grup WA misalnya. Jika tujuan menulis adalah untuk
berbagi dan tidak berharap kembali maka kebahagiaan hidup tentu akan kita
dapatkan. Sebuah ilmu akan berbuah banyak jika dibagikan bahkan buahnyaakan
dinikmati sampai akhirat sebagai ama jariyah, sedangkan ilmu yang dipendam atau
dipakai sendiri maka dia akan berhenti pada pemiliknya.
Semoga
ilmu dari para guru dalam pelatihan menulis disini menjadi amal jariyah yang
tidak terputus sampai di akherat nanti, aamiin.
Aamiin .... semoga menambah khasanah rasa syukur kita karena bisa bersama orang orang hebat ...
ReplyDeleteMantab sdh Bu e...tulisann sdh kyk penulis berpengalaman... untaian kata demi kata bagaikan sang pujangga...yg sdh melanglang buana bumi Nusantara. Salut dehh...hanyah sedikit celanya di mata saya. Seperti pepatah mengatakan"tiada gading yang takkan retak", karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Smoga saya bs meniru jejak Ibu & jg para guru hebat lainnya. Tetap semangat. Lanjutkan perjuanganmu. Terimakasih. Salam literasi.
ReplyDeleteterima kasih koreksinya, semoga mjd penyemangat sy dlm patihan menulus
ReplyDelete