Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan – Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah – Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia- Yang Maha mengajar
manusia dengan pena- Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S Al ‘Alaq
: 1-5)
Malam ini saya belajar menulis sudah
sampai materi ke-20, dari mulai materi pertama berisi jargon-jargon motivasi
yang di berikan Om Jay dan kepada peserta pelatihan supaya memulai menulis,
menulis, dan menulis, juga oleh pemateri – pemateri lainnya yang semuanya juga
menyuntikkan motivasi yang luar biasa kepada kita semua, malam ini masih di
tambah lagi motivasi dan pemaparan yang sangat padat dari seorang penulis
artikel yang sudah aktif menulis artikel sejak 1996 dan penulis enam buku,
yaitu Bapak Anwar Jaelani. Materi beliau malam ini adalah tentang Cakap Menulis
Dari Artikel ke Buku
Sebelum
menjelaskan bagaimana menulis artikel menjadi buku, beliau mengingatkan kita pada
ayat Al Qur’an yang pertama diturunkan Allah, yaitu surat Al ‘Alaq ayat 1-5
yang artinya sudah saya tulis di atas. Dalam ayat tersebut ada petunjuk agar
kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.
Kata beliau menulis artikel adalah
sebuah ketrampilan. Kita akan trampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih
akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya,
motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan ayat di atas.
Semangat bisa
semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Aktif menulis
artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Trampil menulis artikel
dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku.
Menulis perlu pembiasaan,
banyak membaca adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan
mendapatkan
·
pengetahuan / wawasan baru.
·
terbit ide untuk menulis sesuatu
sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya.
·
kaya dengan perbendaharaan kata.
Maka beliau
menyemangati kita untuk selalu bersemangat di saat menulis, beliau kutip ungkapan
salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini
: “ andai tak punya murid, Saya akan mengajar dunia dengan pena”.
Berikut
tips menulis artikel yang dipaparkan oleh pak Anwar.
Artikel
adalah sebentuk karya tulis. Tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup
mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita. Tema bisa
berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.
Sukses
dalam bidang apapun pasti bertumpu pada sesuatu yang kuat, yang disebut “NIAT”.
Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada
sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita
menulis?
Jika
niat kita menulis agar bisa dimuat di media maka pilihlah tema tulisan harus
aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah
dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi.
Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan
argumentasi, dan kecermatan berbahasa.
Tema tulisan
Tema akan
datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis.
Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak
biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.
Langkah menulis
Setelah tema
tulisan kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini
diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk
memudahkan pengembangan penulisan. Outline berisi kira-kira 6000 karakter sudah
termasuk spasi atau kira-kira 15 paragraf.
Pada dasarnya,
alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan,
dan penutup.
PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan disampaikan secara ringkas masalah apa yang
akan dibicarakan. Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari
masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi
lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke
gagasan utama sang penulis.
PEMBAHASAN
Di pembahasan diuraikan dan analisis masalah
yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Buatlah “Pembahasan nan Menawan”. Di
bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan
harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun
tetap dengan sentuhan popular. Maka sangat dianjurkan, perbanyak membaca
artikel karya orang lain.
PENUTUP
Di penutup,
berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya. Buatlah
“Penutup yang Menggugah”. Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas
masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit.
Berikut Contoh
Outline dari tulisan bapak Anwar :
Judul : Tetap
Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
Outline nya
adalah :
• Pandemi Covid-19, ujian
bagi semua (1 paragraf)
• Manusia selalu diuji
dengan bentuk beragam (2 paragraf)
• Sekilas Covid-19 (1
paragraf)
• Dampak negatif Covid-19
secara umum (2 paragraf)
• Dampak negatif Covid-19
di dunia pendidikan (3 paragraf)
• Sudut pandang agama,
bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai pilihan cara belajar di saat
pandemi (4 paragraf)
• Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di
situasi apapun (1 paragraf)
Total,
ada 16 paragraf
Pemilihan Judul
Untuk
membuat judul biasanya dipilih 4 kata tidak termasuk kata sampung. Judul yang
baik, antara lain:
·
Mampu mencuri perhatian pembaca.
·
Mencerminkan tema / arah tulisan,
sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan.
·
Ringkas dan padat.
Sebagai sarana
berlatih, seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media.
Contoh Judul artikel
yang pernah ditulis bapak Anwar :
·
Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa
Pos)
·
Menunggu Realisasi Program Buku
Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)
·
Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid (Radar
Surabaya)
Contoh Judul
Buku beliau :
·
Rindu Pemimpin Menulis Buku (Jawa
Pos 17/05/2017)
·
Menjaga Martabat Penerima Zakat (Jawa
Pos)
Ada Tiga Gaya Lead dan
Penutup:
1.
Lead Gaya pertama, menggoda dengan
pertanyaan
Contoh
Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu
Lead : Semua orang, tanpa
kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh
menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin
menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?
Penutup: Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara
menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk
menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis.
Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid,
dan masyarakat luas. Indah!
Contoh
Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead : Di Indonesia, Hari
Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan
setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai
buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum,
lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para
pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?
Penutup: Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala:
Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi
komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa
melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada
rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah
konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar
merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang
berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.
2.
Lead Gaya kedua, dengan kutipan
pemikat
Contoh Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan
Lead : “If you think strongly enough, you will be forced
by science to the belief in God” (Kelvin, fisikawan, 1824-1907).
Penutup: Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan
bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan
bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka
tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu
pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah
berhenti untuk mendalami ilmu.
3.
Lead Gaya ketiga, narasi diskriptif
Contoh
Judul: Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok
Lead : Sesungguhnya,
olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan
terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi
bully- sangat besar.
Penutup: Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang
memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik
mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja,
sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal
tersebut.
Selanjutnya pak
Anwar paparkan bagaimana mengubah dari artikel menjadi buku.
Jika sudah
trampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang.
Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam
menghasilkan buku.
Berikut tips
dari beliau dalam embuat buku
1.
Tetapkanlah tema yang akan diangkat.
2.
Buatlah Daftar Isi.
3.
Mulailah menulis.
Sedangkan bila
ingin menghimpun artikel menjadi buku. Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan
tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk
dijadikan buku, lakukan langkah berikut:
1. Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti
“kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian
yang dimaksud.
2. Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun
pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih
khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua
Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa
Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.
Bila akan menulis
Resensi Buku, berikut tips dari beliau.
Resensi buku
adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas
buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling
penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan
kekurangannya. Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah
pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.
·
Tulislah identitas buku
·
Apa isi ringkas buku?
·
Apakah penulis memiliki kompetensi?
·
Apakah buku itu didukung referensi
memadai?
·
Buku itu lebih ditujukan ke segmen
pembaca mana?
·
Adakah pengetahuan baru yang
disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah
ada?
·
Apa kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan? Bagaimana performa fisik
buku, menarik?
·
Tepatkah momentum kehadirannya?
·
Berhargakah untuk segera kita baca
dan atau miliki?
Ada banyak
keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita
akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang
lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang
kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.
Alhamdulillah malam ini saya
mendapatkan tambahan ilmu yang sangat bermanfaat dalam dunia menulis. Pesan
terakhir dari paparan pak Anwar adalah “Tiga M” yaitu Mulai, mulai, dan
mulailah! . Terima kasih banyak atas ilmunya pak Anwar.
Keren ... ok siap terbitkan buku
ReplyDeleteMantap resumenya
ReplyDeleteSemangat utk berkarya
Keren resumenya , salam literasi
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteMantabz. Resume yang sempurna
ReplyDeleteMantab
ReplyDeleteKeren ibu..semangat
ReplyDeleteAdem banget.. Bu yuk jln 2 juga k rumahku siap tahu afa oleh2 ya? Jgn lupa tinggalkan jejak
ReplyDeleteBagus, Bu. Sukses selalu.
ReplyDelete