- Malam ini telah sampai materi ke 16 belajar menulis bersama Om Jay. Dalam pelatihan ini memang endingnya kita berharap bisa menulis dan menghimpunnya menjadi sebuah buku, maka malam ini kita dipertemukan dengan salah satu nara sumber dari penerbit buku mayor yaitu penerbit Andi. Yang menjadi nara sumber malam ini adalah bapak Edi S. Mulyanta.
Pak Edi membuka
materi dengan bercerita bagaimana keadaan penerbit saat wabah pandemi covid-19
ini melanda dunia termasuk Indonesia. Ternyata wabah covid-19 ini berdampak
pada semua lini termasuk dunia penerbitan buku.
Dunia
penerbitan saat ini, juga menghadapi sesuatu permasalahan yang hampir sama
dengan yang kita hadapi. Pak Edi ceritakan keadaan dapur-dapur semua yang
berkaitan dengan penerbitan dari hulu hingga hilir, akibat dari pandemi yang
belum ada kepastian kapan berakhirnya.
Kata beliau dunia
penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme
di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan dalam
hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan.
Outlet utama
bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis
ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.
Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan
semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan
menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan.
Pada bulan
Januari -Februari 20 omzet Toko buku
masih sangat normal, dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang
tidak terduga. Tapi setelah pak Jokowi mengumumkan masuknya Corona di
Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai, dan membesar
dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Menjadikan semua lini kegiatan
mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus
mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu 1. Dan terkadang harus
memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat keadaan.
Dengan
berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit
yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop, artinya terhenti sama
sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun
bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa
penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini
berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang
telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.
Setelah 3 bulan
parkir di Pitstop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak
menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan
mencoba berani untuk bergerak. Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia
sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di
80% di seluruh Indonesia, berakibat bergeraknya kembali semangat
penerbit-penerbit untuk memulai New Normal.
Rebound yang
terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju
kembali ataukah menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Melaju,
tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3
bulan, sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah
kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil
menunggu keadaan. Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk
mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan
buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Bagi penerbit
Andi identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti
ini. Kata beliaua untungnya tema-tema yang up to date mengenai virus corona, sebelumnya
telah ditebar ke para penulis , sehingga dengan cepat mendapatkan bahan-bahan
buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.
Kesiapan
penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan
tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan
mudah.
Penerbit Andi
ini sudah mempunyai database penulis
yang cukup baik, sehingga dengan cepat dapat mengidentifikasi siapa penulis
yang berkompeten di bidang ini, dan dengan cepat bisa meramu materi, kemudian di
launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Buku
pendidikan, juga tetap dipertahankan produksinya, karena menurut penerbit ini
yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku di
konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil
setiap tahunnya.
Keputusan-keputusan
strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk
memproduksi buku. Mesin-mesin telah diparkirkan hampir 50%, untuk mengurangi
beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya juga dikurangi
jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.
Nah menurut
pak Edi banyak hikmah yang didapat dari pekajian saati ini, di sisi penulis,
penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak
diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi,
eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian
tertentu. Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu
berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang
dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada
distorsi makna yang sampai ke pembacanya. Maka media WA yang dikelola oom Jay
ini, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian
kita dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca,
diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita.
Dari
sudut pandang ini maka kita perlu belajar berempati kepada penerbit yang
merupakan penjual komoditas tulisan. Empati yang harus dilakukan adalah, mencoba
melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh
penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko
buku di rak Best Seller. Perlu ketahui bahwa tidak ada buku best seller by
design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah
buku yang blessing.Pengalaman penerbit Andi pernah melakukan perencanaan
matang, untuk membuat buku yang best seller. Telah dipilih tema yang luar biasa
bebobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia
internasional. Sudah di push pemasaran dengan luar biasa. Akan tetapi hasilnya
cukup mengecewakan.
Contoh buku
best seller adalah Laskar pelangi. Awal
terbit, penulis tidak menyangka akan
meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan, dan meledak karena
kekuatan word of mouth, alias dari mulut ke mulut, dari komunitas satu ke
komunitas lain. dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak
disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah dan terjadilah ledakan viral
menjadikan buku tersebut best seller, tidak ada desain awal, tidak ada perencanaan
untuk menuju best seller.
Beliau
juga tambahkan beberapa motivasi untuk kita bahwa :
Ø
Semua perlu proses, latihan, dan
kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana
latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada.
- Ø
Menulis perlu latihan, latihan perlu
waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kalai sehingga kita akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai
dalam tulisan.
- Ø
Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja
keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk kita
mulai menulis, karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit
menolak tulisan yang bapak ibu tawarkan.
- Ø
Penerbit akan selalau melihat sisi
ekonomi dalam setiap tulisankita, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan
oleh bisnis semata.Sehingga terkadang tulisan yang luar biasa, tidak terlihat
oleh penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing
processnya.
- Ø
komunitas senasib sepenanggungan
adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Pejuang literasi yang puritan
seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya
penulis-penulis baru. Yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit,
akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya
karakter sendiri dan tentunya di tunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit
tentunya.
- Ø
Mulailah tulisan dengan tema yang disukai dan
betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan
sebarkan di lingkungan teman.
Tentang
penerbitan buku, pak Edi berikan beberapa langkah jika kita ingin menerbitkan buku, yaitu :
1.
Membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar
tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Judul Buku, Outline Rencana Buku
dalam bantuk bab dan sub bab, Sinopsis Buku, CV Penulis. Sertakan pula sampel
bab yang sudah ditulis minimal 1 bab, sehingga memudahkan bagian editorial
memerkirakan kemampuan editing mandiri penulisnya.
2. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Kita dapat sedikit "Ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisan kita.
3. Tulislah rencana penulisan, dengan target market yang dituju, syukurditawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.
4. Proses penerbitan buku : Proses Review 1 bulan, Proses Editing 1
Bulan, Proses Pra Produksi layout cover adalah 1 bulan, Proses produksi 1
bulan. Penulis menyerahkan dalam bentuk file Word, tidak perlu membuat cover
karena cover akan dibuat oleh team desain penerbit
Selanjutnya pak Edi informasikan beberapa hal tentang penerbit
Andi,
- Ø
Perbulan penerbit Andi ini menerima naskah 150-300 judul, tapi tingkat penolakan proposal sangat tinggi,
nyaris mendekati 85% biasanya hanya dipilih 10%-15% saja dari naskah masuk
untuk bisa terbit. Biasanya yang direspon adalah proposal yang diterima saja,
untuk yang tidak diterima biasanya tidak direspon (3 bulan dead line)
- Ø
Naskah diketik pada kertas menggunakan
ukuran Unesco 16x23 cm, jumlah halaman 125-200 halaman. Tapi yang terbiasa
menggunakan ukuran A4 silakan saja memasukkan,
- Ø
Pembiayaan penerbitan ada di
penerbit, penulis tidak mengeluarkan biaya apapun.
- Ø
Royalty sebesar 10% dari harga jual,
yang akan dibayarkan setiap 6 bulan
- Ø
Penulis mendapatkan sampel 6
eksemplar
- Ø
Tingginya proposal yang masuk pada
penerbit Andi maka ke depan akan dibuat menggunakan apps sehingga dialog bisa
terjadi maka memungkinkan untuk mengubah alur proposal sehingga bisa lanjut ke
proses penulisan.
- Ø
Jika penulis sudah punya tulisa
berupa buku maka tidak perlu membuat proposal. Apabila penulis sudah jadi
bukunya penerbit akan lebih mudah mereviu, tinggal dikirimkan saja judul, kata
pengantar, prakata, daftar isi, isi buku, sinopsis, dan tentang penulis
Gambaran ke
depan menurut pak Edi buku-buku mungkin
akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan
semakin berkurang jumlahnya. Ke depan
media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Maka
perlu kita persiapkan dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang
berbeda dengan sebelumnya.
Pesan pak Edi
sebelum menutup perjumpaannya dengan kita
Ø
Tetaplah mendokumentasikan pencarian keilmuan bapak ibu
sekalian. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu
bapak ibu dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu bapak ibu akan
menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman, dan selalu dikenang
menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi bapak ibu sekalian dalam
bentuk buku akan kami kirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit, yang
dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang, akan
dapat menelusuri jejak langkan dokumentasi bapak ibu dalam bentuk tulisan dan
menuju keabadian.
Ø
Dunia tulis menulis tidak akan mati,
terus berkarya bagaimanapun keadaannya, karena di luar sana masih banyak
pembaca yang menginginkan relung keinginan tahuannya dari tulisan bapak ibu. Kami
akan mencoba menjembataninya semampu kami ditengah perubahan jaman yang luar
baiasa.
Terima kasih
banyak pada pak Edi yang telah memberikan wawasan bagaimana menerbitkan buku,
dan memotivasi kita untuk bisa berkarya dan di abadikan dalam bentuk buku.
Semoga saya bisa mewujudkannya. Aamiin
first coment, mantap resumenya, semangat terus menulis
ReplyDeleteSelalu bagus resumenya ..slm sukses bu
ReplyDeleteResume yang lengkap ... semangat ...
ReplyDeletewah hebat resumenya, menambah ilmu bg saya rupanys
ReplyDeleteSemangat utk menghasilkan karya
ReplyDeleteSemangattt ..
ReplyDeleteMantul,salam literasi
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletegood job mam. I like it.
ReplyDeleteplease come to https:///ciciswediastriana.blogspot.com/
ReplyDeleteMantap dan keren resumenya
ReplyDeleteBismillah
Jumat, 10 Juli 2020, Postingan ke-420. Mohon doanya satu hari satu postingan di blogwww.sarastiana.com
Google Adsense di Bawah 1 Dollar?
http.sarastiana googleAdsense.com
Metode Pembelajaran Sosiodrama
www.sosiodrama.com
Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran