KREATIFITAS MENULIS (Resume 19)

    

Hari ini, senin tanggal 13 Juli 2020, hari pertama tahun  ajaran baru. Setelah kurang lebih 4 bulan bekerja dari rumah, berdasarkan surat edaran Kementrian Agama DIY  yang terakhir, mulai tahun ajaran baru  ini semua ASN di bawah Kemenag DIY harus WFO (Work Form Home), jadi mulai jam 7 sampai jam 16 kami sudah harus berada di sekolah meskipun siswanya masih belajar dari rumah. Sudah kurang lebih empat bulan bekerja dari rumah, jika capek bisa istirahat dengan rebahan, tapi kali ini tidak bisa lagi maka ketika pulang sampai rumah terasa badan lumayan  loyo, mata sudah minta terpejam, tapi karena malam nanti masih ada materi belajar menulis  ya ditahan dulu terpejamnya. Di grup belajar menulis sudah di share oleh Om Jay tiga nara sumber yang akan memberikan pengalamannya minggu ini  kepada kita.

Malam ini sudah materi ke 19, nara sumber pertama minggu ini kita dipertemukan seorang  penulis yang banyak menulis  Buku ajar yaitu bapak Drs. Jumanto, M.Pd.  

                       

Ketua PGRI Kabupaten Rembang yang sekarang menjadi Pengawas Sekolah Kabupaten Rembang ini banyak menulis tentang materi bahasa Indinesia, diantara buku yang ditulisnya adalah :

1.        TERAMPIL BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP/MTs KELAS VII

2.        TERAMPIL BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP/MTs KELAS VIII

3.        TERAMPIL BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP/MTs KELAS IX

4.        TERAMPIL BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMA /MA KELAS X

5.        TERAMPIL BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMA /MA KELAS XI (IPS/IPA)

Masih banyak lagi buku yang ditulisnya, termasuk tulisan selain buku ajar.

            Pak Jumanto memberikan kisah pengalamannya dalam menulis untuk kita jadikan inspirasi bagi kita penulis pemula.

            Beliau  mengawali rutinitas menulis dari menulis puisi. Menurut beliau menulis puisi itu mudah,  Setiap ada ide maka beliau tulis.  Selingan dari menulis puisi kadang menulis cerita pendek. Tahun 2004 beliau mendapat  tantangan dari  Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, guru beliau yang sudah bagai orang tuanya untuk menulis Buku Ajar. Tantangannya adalah meneliti buku-buku pelajaran yang dipakai di sekolah.  Dengan bimbingan Prof. Dr. Sarwiji beliau dapat menyelesaikan 3 buku ajar untuk SMP dan 5 buku ajar untuk SMA.

            Dalam menulis buku ajar awalnya beliau satu bulan pertama hanya menyelesaikan 1 buku ajar untuk kelas VII SMP/Mts. Buku ajar untuk  kelas VIII dapat diselesaikan 2 minggu. Selanjutnya  dapat menyusun naskah buku untuk kelas IX dan untuk SMA rata-rata dalam waktu 2 minggu. Luar biasa semangat menulis beliau.

            Buku-buku yang telah ditulisnya tersebut dinilaikan ke Pusat Perbukuan. Proses selanjutnya harus belajar mengedit berdasarkan catatan-catatan dari tim penilai. Setelah proses penilaian buku selesai dan buku sudah mendapatkan SK penetapan, maka buku siap diterbitkan.

            Tantangan berikutnya datang dari Bapak Direktur Penerbit SIC. Katanya pak Jumanto ini  cocok menjadi marketing.  Saat itu kebetulan  pemerintah meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis buku secara indi maupun lewat penerbit dan lulus penilaian dibeli oleh pemerintah. Buku tersebut diberi HET. Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di masa buku BSE tersebut,beliau mendirikan penerbit untuk mengajukan izin mencetak  BSE.

Buah dari menulis tersebut telah dinikmatinya, beliau sekarang pendapatan saya jauh dari pendapatan seorang guru PNS. Selain dari hasil jual naskah buku, juga mendapat dari editor.  Di PGRI Jateng sekarang beliau mendapat tugas sebagai Ketua Badan Penerbitan PGRI Jateng dengan Penerbit PGRI Jateng Press. PGRI Jateng Press ini  siap membantu menerbitkan buku Bapak Ibu penulis pemula.

Menurut beliau menulis itu mudah, dengan menulis orang banyak mendapatkan kenikmatan, supaya menulis terarah maka buatlah outline terlebih dahulu supaya tidak keluar dari jalur idenya.  Kreatifitas menulis yang membara akan dipengaruhi oleh motifnya/tujuannya. Dalam filsafat jawa motif ini dikenal dengan istilah : golek jenang, golek jeneng, golek seneng.

·         Golek jenang artinya mencari materi

·         Golek jeneng artinya mencari nama atau karir

·         Golek seneng artinya mencari kepuasan atau kesenangan

Jika kebiasaan menulis sudah berjalan dengan lancar disarankan menulisnya mengarah pada pembaca tertentu atau membranding dirinya ke arah jenis tulisan dengan calon pembaca tertentu. Seorang penulis sebaiknya juga tentang undang-undang perbukuan.

Alhamdulillah mendapatkan sharing pengalaman menulis lagi, menambah  motivasi saya untuk mencoba selalu menulis apa yang ada di kepala ini.

 

 


Comments

Post a Comment