Memotivasi Diri Menjadi Guru Berprestasi (Resume 25)

             Menjadi guru hebat harus punya karya, begitu judul resume ke 15 yang saya buat setelah mendapatkan motivasi dari bapak Dr. Ngainun Naim yang punya segudang karya tulisan berupa buku. Pemateri pelatihan menulis bersama Om Jay minggu ini sudah dishare oleh Om Jay yaitu 3 nara sumber yang masing-masing mempunyai prestasi yang patut di acungi jempol dan diteladani. Namun tampaknya prestasi di bidang lainnya, maka harus kita simak prestasi apa yang akan dibagi pengalamannya pada kita. 

            Nara sumber pertama malam ini adalah Bapak Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd,  seorang Guru SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul, DIY. Beliau mempunyai banyak prestasi di bidang pendidikan, maka malam ini akan beliau paparkan tentang “Motivasi Berprestasi”.

                 

                        Materi yang beliau paparkan berupa motivasi, maka beliau mulai dengan true story beliau semenjak Sekolah Dasar (SD)

 Sejarah untuk Berprestasi

 Kata beliau, untuk bisa berprestasi seperti yang beliau capai saat ini, berawal dari proses perjalanan pendidikan di SD. Saat itu beliau merupakan juara 1 dari kelas 1 sampai ke 6 di Raport. Namun hal yang sangat ingin beliau cita-citakan tidak terkabul yaitu ingin mengikuti lomba cerdas cermat tingkat kecamatan. Setiap sekolah dipilih 3 orang siswa terbaik yang akan dikirim ke lomba tersebut, saat beliau kelas 4 teman-teman yang terpilih untuk mengikuti lomba adalah siswa kelas 5. Dan saat beliau kelas 5 yang dikirim oleh sekolah untuk maju lomba CCA adalah siswa kelas 6 namun saat beliau kelas 6 yang dikirim oleh sekolah untuk lomba CCA adalah siswa kelas 5 maka pupus sudah harapan untuk ikut lomba yang beliau idam-idamkan.

 

Untuk jenjang setelah SD tidak ada yang bisa beliau banggakan karena saat di SMP peringkat kelas beliau di kisaran 41, 39, 35, dan terbaik hanya 24 dari 44 siswa dalam kelas itupun di sekolah beliau ada 10 kelas sehingga di SMP beliau tidak bisa berbuat banyak dan tenggelam. Demikian juga saat di SMA maupun saat kuliah S1 tidak ada perubahan berarti yang beliau alami.

 Di SMA beliau  merupakan salah satu orang yang menarik diri dari pergaulan., baru saat masuk S1 pada tahun 1995  mulai tumbuh percaya diri untuk ikut organisasi di kampus. Sebagai pengurus HMJ Fisika UNY dan selanjutnya menjadi Pengurus Senat Fakultas FPMIPA UNY untuk seksi bakat dan minat. Karena asyiknya menjadi pengurus senat  hampir DO jadi S1 beliau tempuh selama 7 tahun untuk menyelesaikan kuliah sampai tidak berani untuk mengikuti pelepasan wisuda di Fakultas, dan hanya mengikuti Wisuda terus pulang ke rumah. Selanjutnya beliau  melanjutkan S2 di UNY mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dan lulus 2006.

 Perjalanan sekolah beliau  itulah sebenarnya yang memunculkan motivasi berprestasi yang beliau miliki sampai saat ini. Untuk menjadi orang yang berprestasi yang beliau  pegang adalah kata-kata mutiara dari orang tuanya. Ibu beliau adalah pensiunan guru SD demikian juga ayah. Mereka mendidik dengan sangat santun dan sangat baik yang beliau rasakan saat beliau jatuh mereka ada di dekat beliau, merengkuh dengan sepenuh hati dengan tetes mata dan doa mereka. Saat beliau Berhasil mereka pulalah yang selalu mengingatkan untuk terus berjuang dan belajar karena semua yang kita peroleh saat ini hanya fana dan akan segera berlalu saat even tersebut berakhir.

 Motivasi Berprestasi

 Peribahasa Jawa "Kalah cacak menang cacak" ini adalah mutiara kata dari ibunya yang sangat diingatnya. Saat kita ada kesempatan untuk mengikuti suatu lomba, atau suatu kegiatan maka lakukanlah dengan maksimal seolah-olah tidak ada lomba lagi setelah itu masalah menang atau kalah, sukses atau gagal itu hal yang biasa dalam perlombaan. Maka dari itu setiap  mengikuti berbagai event baik itu tingkat kabupaten, propinsi, maupun nasional pasti akan beliau  lakukan dengan sepenuh hati dan fokus.

 

Jadi kunci keberhasilan kita adalah kita fokus pada kegiatan yang kita lakukan dengan sepenuh hati. Arti dari fokus ini adalah kita harus bisa memilah dan memilih jenis kegiatan atau prestasi apa yang ingin kita raih. Jangan karena kesempatan semua ingin kita ikuti yang terjadi adalah kita tidak fokus pada lomba atau kegiatan yang kita ikuti tetapi pikiran dan kesempatan kita akan terbagi dengan berbagai event.

 Pengalaman beliau mengikuti berbagai ajang lomba, pernah dalam satu kesempatan mengikuti dua sampai tiga ajang lomba yang pada akhirnya gagal semuanya dan itupun berlulang kali terjadi dari tahun 2008  ikut pertama lomba tingkat nasional dan baru bisa berhasil pada tahun 2015 itupun akhirnya  tau bahwa kita harus mengikuti ajang lomba maupun prestasi yang lain dengan menentukan target dan juga selalu mengevaluasi apa yang kita lakukan.

 Pesan Pak Sigit untuk kita yang ingin berpestasi:

 1)  Belajarlah terus sepanjang hanyat dan selalu mengevaluasi apa yang kita lakukan.

 2)  Tidak usah khawatir kalah dalam perjuangan, karena kalah adalah prestasi yang tertunda.

 3). Fokus pada kegiatan yang kita lakukan dengan berbuat maksimal insya Allah prestasi bapak ibu tinggal menunggu di depan mata.

 Sedangkan untuk mencapai prestasi yang maksimal maka lakukanlah hal berikut :

1). pelajarilah seluruh gaya selingkung masing-masing jenis lomba dengan detail dan persiapkan seksama jangan terburu-buru

2). siapkan dan luangkan waktu untuk kegaitan tersebut.

3). Buat tampilan dan karya yang semenarik mungkin pasti akan berhasil.

4). Terus jangan lupa siapkan  portofolio kita dengan seksama sehingga akan memudahkan kita dalam mengikuti berbagai jenis event lomba.

 Beberapa Tips Berprestasi

 Untuk ajang prestasi yang paling utama yang beliau raih adalah menjadi Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional pada tahun 2015. Untuk meraih kejuaran tersebut ini tips yang beliau lakukan:

1). Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.

2). Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.

3). Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi.( kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung])

4). Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.(karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll) jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.

5). Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]

     Terakhir beliau berikan kata motivasi, bahwa jika kita sebagai guru mempunyai prestasi maka itu akan menjadi inspirasi bagi murud-murid kita. Guru adalah ora yang “digugu dan ditiru”. Segala polah laku kita akan menjadi sorotan bagi siswa-siswa kita, maka hendaknya kita bisa berkarya yang bisa menginspirasi siswa-siswa kita

     Terima kasih Pak Sigit atas ilmu dan motivasi yang sangat bermanfaat ini. Saya kira berprestasi bisa dalam bidang apapun asalkan itu positif dan menginspirasi banyak orang.

 


Comments

Post a Comment