Semoga Sehat Dalam New Normal


Ketika pemerintah Indonesia sudah mengumumkan di berlakukannya new normal, maka masyarakat yang sudah kurang lebih 3 bulan hanya di rumah saja seperti dapat angin syurga untuk bisa keluar rumah. Masyarakat seperti keluar dari ikatan yangmembelenggunya, maka banyak yang ingin berkegiatan keluar rumah. Tren yang sekarang banyak digandrumgi adalah olah raga bersepeda, hampir setiap hari banyak rombongan pesepeda yang lewat kampung-kampung, entah itu komunitas sepeda yang sudah lama atau yang baru terbentuk saat setelah pandemi ini ataupun hanya keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. Saking banyaknya masyarakat yang lagi gandrung bersepeda ini konon toko sepeda menjadi laris manis, bahkan harga sepeda menjadi melambung mengikuti hukum ekonomi.

Sayapun ikut-ikutan tren ini, awalnya anak perempuan yang ngajak saya bersepeda, 2 atau 3 hari sekali kami bersepeda berdua, kemudian bapaknya pingin juga ikut, jadilah kami beberapa kali bertiga. Kami bersepeda pagi hari kira-kira jam 6 sampai jam 7.30 sudah sampai di rumah lagi, namun ternyata kemudian anak saya keberatan kalau waktunya pagi karena kebiasaan jeleknya habis sholat subuh tidur lagi, maka dia inginnya sore hari, sementara ibunya kalau sore sudah capek aktivitas seharian sehingga kami jadi sudah beberapa minggu ini berhenti bersepeda.

Suatu hari pengurus pengajian ibu-ibu tempat saya yang sudah lama tidak ketemu karena   pengajiannya libur saat covid ini merasakan pada kangen untuk bertemu, nah kami lantas berinisiatif berkegiatan sepeda pagi untuk mengobati rindu kami. Sudah 2 pekan ini kami bersepeda bersama setiap hari sabtu pagi. Berangkat jam 5.30 berkeliling daerah sekitar kami kira-kira sejauh 15-20 km, alhamdulillah kami kuat. Sabtu pertama kemarin kami sampai daerah barat pasar Blibis , sabtu berikutnya bertambah jauh sampai museum Panglima Suharto di daerah Kemusuk.


Ada hal yang tetap harus kami ingat  saat bersepeda, tetap jaga jarak, tetap bawa masker. Kami dapat peringatan bahwa saat bersepeda sebaiknya masker tidak dikenakan karena jika masker dikenakan saat bersepeda maka gas CO2 akan terhirup oleh kita sendiri dan oksigen yang kita hirup menjadi berkurang, hal ini bisa berakibat kita kekurangan oksigen, jika kekurangan oksigen maka bisa berakibat sesak nafas. Sudah banyak berita yang kami dapatkan pesepeda yang tiba-tiba sesak nafas dan meninggal. Jadi saat bersepeda buka maskernya, saat istirahat dan bercengkerama pakailah maskernya. Semoga bersepeda dapat menjadikan kami sehat selalu.


Comments

Post a Comment